Sunday 26 May 2019

TUGAS ILMU BUDAYA DASAR MERANGKUM BUKU



BAB 3
“MANUSIA DAN PROBLEM SOSIAL”

            Eksistensi manusia tercemin dari etis sosial hubungannya dan merupakan perujudan sosial pribadi manusia           .  Pengembaraan untuk memahami hakikat hidup bermasyarakat sangat penting artinya bagi kita guna menjadi pertimbangan menempatkan diri dalam interaksi sosial dan melakukan peranan yang sesuai dengan kemampuan, hati nurani, serta klealisme.  Definisi mengenai problem sosial tidak cukup hanya dilihat dari dimensi moral sebab evaluasi moral hanyalah sebagian dari respon manusiawi terhadap problem sosial. Dan ada beberapa rumusan problem sosial dalam beberapa kategori diantaranya :
·         problem sosial sebagai tragedi, tragedi merupakan hasil konflik antara individu dan beberapa kekuatan superior atau kekuatan yang tidak terkendali sehingga menempatkan emosi individu di atas segala galanya.  Contohnya bunuh diri, mental yang sakit, dan kecanduan alkohol.

·         problem sosial sebagai ketidak adilan, problem sosial sebagai ketidak adilan ini bersifat sistemik.  Misalnya, konflik sosial yang disebabkan oleh keadaan dimana suatu kelompok masyarakat yang kuat mengontrol kelompok lain yang lemah.  Mengekang kebebasan, memonopoli, dan merampas hak-hak yang lemah.  Tergolong problem sosial ini adalah rasialisme, kemiskinan, dan deskriminasi seksual.

·         problem sosial sebagai kejahatan yang meluas,  tragedi dan ketidak adilan didasari sebagai gejala yang tidak baik dan tidak menyenangkan.  Tetapi, ketika dilakukan oleh individu dalam masyarakat tanpa merasa bersalah dan berdosa, problem sosial ini akan “mendarah daging” dalam masyarakat.  Charles Manson menyebut gejala sosial dalam tingkatan ini sebagai pathological violence.

·         sosial sebagai ancaman, kehidupan sosial akan menjadi problem jika kesempatan berusaha terancam, kebahagiaan terganggu, rasa aman sirna, sumber daya alam semakin terbatas, dan lain-lain. Contohnya adalah kriminalitas, kepadatan penduduk, asap rokok dan sebagainya.

·         Problem sosial sebagai arogansi, contohnya adalah aborsi dan euthanasia.

·         Problem sosial sebagai akibat dari kehidupan bernegara, kelompok sosial yang mengatas namakan komunitas ternyata merupakan sumber problem sosial.  Ketika otoritas tidak lagi berada dalam kontrol, masyarakat terancam oleh masalah struktural.

Dengan memahami problem sosial yang terjadi disekitarnya, individu berusaha membentuk kerangka rujukan dan kerangka pengalaman.  Kerangka tersebut akan membentuk sistem respon, yang kemudian menentukan pola sikap dan prilaku, lalu memberikan alternatif individu dalam mengambil keputusan. 


BAB 4
“MANUSIA DAN KEBUDAYAAN”

      Pada dasarnya simbol dan nilai setiap orang terbentuk oleh lingkungan.  Lingkungan pembentuk ini biasanya disebut kebudayaan.  Dan juga manusia membentuk kebudayaan.  Kebudayaan dapat dipandang sebagai tindakan berpola dalam masyarakat.  Simbol dan nilai ini merupakan perbendaharaan kelompok sebagai dasar bertindak.  Dengan menggabungkan faktor diri dengan faktor kebudayaan, orang akan bertindak sesuai dengan kecendrungan psikisnya.
      Kecendrungan kebudayaan menjadi 2, kebudayaan kontenporer dan kebudayaan tradisional.  Kebudayaan konterporer cenderung mengarah kepada pembaharuan ke masa depan, sedangkan kebudayaan tradisional cenderung mengarah kepada masa lalu.  Beberapa problem disekitar kebudayaan massa antara lain :
1. GENG REMAJA
 Kumpulan anak muda yang menamakan dirinya geng bukan sekedar ilusi.  Geng geng remaja adalah realitas.  Berbagai peristiwa yang menjurus pada kriminalitas oleh sejumlah geng remaja, baik yang diberitakan maupun yang tidak diberitakan, menunjukkan realitas itu.  Kalau saja aktifitas kelompok ini sekedar mengintegrasikan potensi kreatif, kebradaannya merupakan sesuatu yang konstruktif, bentuk organisasinya liar, sifatnya anonim, dan aktifitasnya kurang dapat dikontrol.  Dan uniknya, solidaritas diantara para anggota geng sangat tinggi, sehingga mobilitas mereka umumnya cepat dan tinggi pula.  Eksistensi geng remaja yang kian membesar baik bentuk maupun intensitasnya, tidak lagi memadai. 
Analisis konvensional akan melihat fenomenal geng remaja ini sebagai suatu kegagalan sosialisasi nilai dalam institusi keluarga akan tetapi analisis yang memperhatikan faktor disintegrasi dalam keluarga belumlah cukup untuk menerangkan kaitan fenomena yang sifatnya lebih konpleks.  Sebenarnya, yang paling dibutuhkan oleh remaja adalah pengakuan dari berbagai pihak bahwa mereka punya eksistensi.  Tidak adanya pengakuan akan eksistensi itu menyebabkan kaum remaja bersikap over akting, mereka cenderung mencari cari perhatian.   
2. GERAKAN MORAL DAN BISNIS
Berbagai macam gerakan moral tanda tanda itu misalnya munculnya kesadaran populis dikalangan cendikiawan muslim.  Organisasi ini bukan hanya bergerak dibidang keilmuan, tetapi juga berusaha keras mencari jalan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang status sosial ekonominya lemah.  Maka, wajar saja jika ulama di indonesia menyadari bahwa gerakan spiritual tanpa dukungan materi sama dengan utopia atau sekedar gerakan yang bersifat verbal.  Menciptakan bisnis dengan eksistensi mandiri masih membutuhkan syarat lain.  Tanri abeng memberikan resep 4 faktor: 1. Transformasi dari kewirausahaan kemanagerial, 2. Transformasi dari produksi kepemasaran, 3. Transoformasi dari centralisasi ke decentralisasi, 4. Transformasi dari managemen lobby ke managemen professional.

3 comments:

  1. manusia merupakan makhluk sosial dan menjadi aktor utama dalam membentuk budaya

    ReplyDelete
  2. Good News and Informaton. sistem integrator

    ReplyDelete
  3. Good News and Informaton. Alat uji UPS

    ReplyDelete

thanks

Aris Candra. Powered by Blogger.