adalah bagian yang paling menyakitkan dalam hidup.
Menyadari bahwa sudah tidak ada lagi tempat berbagi, cukup membuat sesak hati.
Ketika kamu menemukan sebuah cerita yang ingin kamu bagi, kamu menyadari bahwa ia tak lagi di sisi.
Jari-jari tanganmu mulai merindukan dekapan jari-jarinya.
Setiap kamu melihat orang yang mirip dengannya, kamu makin merindukannya.
Senyumnya,
Pandangan bingung nya,
Caranya menyisir rambut dengan tangannya,
Sorot mata cemasnya,
atau bahkan
Tatapan nanar nya saat terakhir kali kalian berjumpa
.
adalah hal yang membuat rindu terasa kian menyiksa.
Tak peduli betapa sering nya kamu berdoa,
Betapa banyak kamu mengucapkan permintaan pada pukul 11:11,
Ia takkan pernah kembali.
Dan,
satu-satunya yang bisa kamu lakukan
hanyalah,
Membiarkan rindu tertancap lebih dalam, hingga perihnya perlahan lekang.
Karena?
Tak akan ada yang dapat membuatmu melupakannya.
Tangisan pilu mu saat jam 2 malam, ketika orang lain terlelap, takkan membuat mu melupakannya.
Mengirimkan beribu pesan pada kontak lamanya yang sudah tidak aktif, tidak akan membantumu melupakannya.
Menangisinya hingga suaramu tercekat dan sulit bernapas pun tidak akan membuat cintamu pudar.
Jatuh cinta pada orang lain juga tidak akan mampu menghapus jejaknya dalam dirimu.
Waktu yang akan menyembuhkan semua luka
Sejauh ini, belum ada lelaki yang bisa membuatku tertawa bahagia selain kamu.
Sejauh ini, nyamanku belum bisa diobati selain dengan kamu.
Aku harap kamu mengerti, aku tidak ingin semuanya berakhir terlalu cepat.
Aku tidak merencanakan semua ini.
Bertemu denganmu, mengenalmu, tersanjung dengan semua kata-kata dan sikapmu.
Aku tidak berencana untuk terjatuh dipelukanmu, untuk mencintaimu dalam diam.
Aku sama sekali tidak berencana untuk melihatmu menatap mataku dengan kekosongan, mulai mengambil jarak, membiarkan hatiku kembali membuka jahitannya sendiri, meninggalkanku tanpa penjelasan.
Aku tidak merencanakan semua ini. Sungguh, ini rencana Tuhan. Ini rencana Tuhan yang bernama takdir. Namun takdirku untuk bersamamu hanya sampai disini, aku tidak ingin membangkang pada Tuhan; memaksakan apa yang seharusnya kulepaskan."